APA DAN BAGAIMANA KARYA
ILMIAH
Dalam uraian bab ini
akan ditelusuri dan dijelaskan beberapa konsep yang berkenaan dengan
pengetahuan ilmiah, karya ilmiah, proses berpikir, berpikir ilmiah, dan
penelitian ilmiah. Maksud uraian ini memberikan landasan kepada pembaca
sehubungan dengan penulisan atau penyusunan karya ilmiah.
Karya ilmiah terdiri dari dua kata, yakni “karya”,
artinya kerja, berbuat; dan “ilmiah” artinya bersifat ilmu. Ilmu adalah
pengetahuan yang telah teruji kebenarannya melalui metode-metode ilmiah. Oleh
sebab itu, ilmu pada hakekatnya adalah pengetahuan
ilmiah. Dengan perkataan lain, karya
ilmiah adalah hasil atau produk manusia (biasanya dalam bentuk tulisan
sekalipun tidak hanya itu) atas dasar pengetahuan, sikap, dan cara berpikir ilmiah.
Sudah barang tentu setiap karya ilmiah harus mengandung
kebenaran ilmiah, yakni kebenaran yang tidak hanya didasarkan atas
penalaran/rasio, tetapi juga dapat dibuktikan secara empiris/nyata. Setiap
karya ilmiah dalam bentuk apapun, yang ditulis oleh siapapun, serta untuk
tujuan manapun, harus didasarkan atas proses dan hasil berpikir ilmiah melalui
penelitian. Proses berpikir ilmiah memiliki tiga unsur pokok, yaitu pengajuan
masalah, perumusan hipotesis, dan verifikasi data. Sedangkan hasilnya (hasil
berpikir ilmiah) disajikan dan ditulis secara sistematis menurut aturan-aturan
metode ilmiah. Karya ilmiah biasanya ditampilkan dalam bentuk makalah ilmiah,
skripsi, tesis, disertasi, dan hasil penelitian. Skripsi ditulis para mahasiswa
program S1, tesis oleh mahasiswa program S2, disertasi oleh mahasiswa program
S3. Pada prinsipnya ketiganya sama, yakni karya ilmiah mahasiswa. Perbedaannya
terletak dalam kadar dan bobot masalah yang dikajinya dan metodologi yang
digunakannya.
Secara umumdapat
dibedakan dua pola berpikir, yakni berpikir deduktif dan berpikir induktif.
1.
Berpikir Deduktif
Berpikir
deduktif atau berpikir rasional. Rasional merupakan salah satu unsur dari
metode logiko-hipotetiko-verifikatif atau metode ilmiah. Dalam logika deduktif,
menarik suatu kesimpulan dimulai dari pernyataan umum menuju
pernyataan-pernyataan khusus dengan menggunakan penalaran atau rasio (berpikir
rasional). Hasil atau produk berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusun
hipotesis, yakni jawaban sementara yang kebenarannya masih perlu diuji atau
dibuktikan melalui proses keilmuan selanjutnya.
2.
Berpikir Induktif
Proses
berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif, yakni pengambilan
kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta-fakta khusus menuju pada kesimpulan
yang bersifat umum. Proses berpikir induktif tidak dimulai dari teori yang
berdifat umum, tetapi dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di
lapangan atau pengalaman empiris/nyata. Menarik kesimpulan umum dari data
khusus berdasarkan pengamatan empiris tidak menggunakan rasio atau penalaran tetapi
menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta melalui statistika.
Sumber :
Judul Buku : Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar